Agustus 19, 2008

Inikah Yang Dinamakan Kemerdekaan?


Minggu, 17 Agustus 2008, kami (FMN) merayakan hari proklamasi dengan aksi massa di depan gedung agung. Aksi massa kali ini kami lakukan dua kali berselang hanya beberapa jam saja. Aksi pertama dilakukan pukul 11:30 dengan jumlah massa aksi 19 orang yang dipusatkan didepan Kantor Pos Besar Yogyakarta atau sebelah selatan Gedung Agung.
Hanya Beberapa menit massa aksi melakukan orasi – orasi kemudian aparat keamanan merepresif kami. Massa aksi diangkut memakai truck kemudian dibawa ke Mapoltabes DIY yang berjarak 400 meter dari Gedung Agung. Selama perjalanan menuju Poltabes, banyak kawan kami yang mengalami kekerasan fisik maupun psikis. Setalah sampai di Poltabes, salah seorang kawan kami dipukul beberapa kali didaerah perut oleh seorang anggota polisi, sungguh tindakan ini tidak mencerminkan sebagai seorang polisi yang (katanya) mengayomi masyarakat.

Mendengar informasi kawan kami ditangkap, 5 orang yang berhasil lolos dari "sergapan" polisi mengadakan kordinasi untuk menggelar aksi solidaritas menuntut pembebasan kawan kami yang telah ditangkap sebelumnya. Dengan koordinasi yang cukup singkat, kami dapat mengumpulkan massa aksi sejumlah 19 orang juga. Pada pukul 13:00 wib, kami berkumpul di masjid taman budaya untuk melakukan persiapan dan brifieng akhir sebelum terjun ke medan aksi.
Setelah persiapan dirasa cukup kami melanjutkan untuk menuju pasar Beringharjo atau jalan Malioboro untuk membuka titik aksi tepat didepan pasar beringharjo. Aksi dibuka oleh coordinator lapangan (Angga) dengan orasi dan agitasi kepada masyarakat luas bahwa negeri kita belum merdeka, negeri ini masih dijajah dan dihisap secara politik, ekonomi dan budaya. Kemudian orasi dilanjutkan oleh kawan-kawan dari kampus-kampus lain yang ada di Jogjakarta.
Setelah kurang lebih 30 menit melakukan orasi-orasi, massa aksi diarahkan untuk menuju sebelah utara Gedung Agung, kurang lebih 50 meter dari Gedung Agung. Sesampainya ditempat, orasi kembali dilakukan oleh massa aksi dan diiringi dengan yel-yel yang membangkitkan semangat dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya kemerdekaan sejati.
15 menit kami melakukan orasi disebelah utara Gedung Agung, aparat langsung mengepung kami. Massa aksi merespon dengan memperkuat barisan denagn boder solid keras. Tanpa tedeng aling-aling Kasat Sampta Poltabes Yogyakarta, Kompol Suwandi memerintahkan anak buahnya untuk menarik paksa kami. Dalam pemberitaan salah satu media massa (media Indonesia) “Sebelum dibubarkan dengan paksa, para pengunjukrasa tersebut telah mendapat peringatan dari Kasat Sampta Poltabes Yogyakarta, Kompol Suwandi karena melakukan aksi unjukrasa pada HUT Kemerdekaan RI. Setelah diperingatkan, para pengunjukrasa diberi waktu lima menit untuk membubarkan diri dengan tertib. Namun teguran dan permintaan untuk membubarkan diri tersebut tidak diindahkan oleh para pengunjukrasa. Mereka tetap berorasi menyampaikan tuntutan, antara lain meminta pemerintah menurunkan harga sembako, dan mempertanyakan kondisi sebagian rakyat yang tetap belum sejahtera meskipun Indonesia telah merdeka selama 63 tahun. Akhirnya Kasat Samapta dibantu oleh sejumlah polisi terpaksa membubarkan aksi unjukrasa tersebut dengan paksa. Para pengunjukrasa dibawa ke truk polisi, dan selanjutnya mereka dibawa ke Poltabes. ’Mereka tidak ditahan, setelah sampai Poltabes dilepaskan lagi. Tindakan ini hanya sekedar langkah pengamanan,’ kata Kompol Suwandi”. Dalam pemberitaan media massa tersebut, dikatakan bahwa pihak aparat keamanan telah melakukan negosiasi dengan massa aksi untuk menghentikan aksi. Tetapi kenyataan dilapangan berbeda dari apa yang telah dberitakan media massa tersebut. Kami tidak diajak negoisasi terlebih dahulu, mereka langsung memaksa kami untuk masuk kedalam truck polisi sambil menarik dan memukul kami.
Dalam adegan tarik-menarik tersebut, banyak kawan kami yang mengalami kekerasan pisik; saya sendiri dipukul dimulut dan dihidung sebanyak 3 kali, pukulan ini menyebabkan bibir saya pecah dan mengucurkan darah. Tendangan mendarat di muka, dada dan kepala. Hampir seluruh badan kami dijadikan sasaran pemukulan oleh kurang lebih 50an orang polisi. Setelah menyeret kami yang diiringi dengan tendangan dan pukulan, kami dilempar ke dalam truck polisi. Kekerasan secara pisik tidak selesai sampai disitu saja, dalam truck, kami dipukul ditendang dan dicaci maki oleh para polisi tersebut. Dalam truck itu, menetes darah kawan-kawan kami, Abdi dijadikan “sansak” hidup oleh seorang polisi, wajahnya beberapa kali mendarat pukulan-pukulan. Dalam mobil itu, saya pun dipukul kembali dibagian mulut, kawan kami Tonggos, dipukul tepat mengenai pelipisnya hingga mengucurkan darah, bekti dipukul dibagian bibir hingga mengucurkan darah juga sedangkan kawanWawan, selain dipukul, rambutnya dijambak-jambak dan telinganya ditarik (jewer) dengan keras oleh dua orang anggota polisi. hingga saat ini, kami masih merasakan tindak kekerasan tersebut; hidung saya masih mengucurkan darah, Tonggos matanya masih bengkak, bekti bibirnya masih berdarah dan Wawan, telinganya masih bengkak. 13 orang yang “tertangkap” itu, semuanya mendapatkan kekerasan pisik dan psikis. Setelah setibanya di Mapoltabes Yogyakarta, kami dipaksa untuk jalan sambil jongkok dari halaman Mapoltabes menuju kantor reskrim yang berjarak 100 meter, tidak hanya dipaksa untuk jalan jongkok, tendangan, pukulan dan tamparan aparat-aparat mendarat telak ditubuh kami.
Tindakan aparat keamanan yang anarkis tersebut tidak menyurutkan langkah kami untuk menyuarakan hak-hak kami, pemukulan, tendangan dan cacian menjadi pelecut semangat kami untuk terus berjuang menghancurkan penindasan, tidakan tersebut juga menyadarkan kami bahwa, negeri ini belum MERDEKA, negeri ini masih tertindas dan dijajah. Inikah yang dinamakan kemerdekaan? Jika hak untuk menyampaikan pendapat masih dipasung!
Bangkit berorganisasi berjuang
Patria O Muerte!

54 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

@Wawan : maaf wan, tadi gw ngetik buru2, jadi ga sempat masukin namamu! cuman dijewer kan?
Anda belum beruntung, coba lagi di aksi berikutnya!
hahahahaha...........

Anonim mengatakan...

saya kadang bingung juga..
yang mokong itu siapa ..
polisi apa mahasiswa..
he he jangan marah dulu ya..
Lakukan protes pada pada masalah pokok ya, jangan meluber,...
hai pak polisi jangan main tendang aja ..
kita juga punya kaki untuk nendang elu...
tapi kami masih punya belas kasihan ama ente..krn ente hanya jalanin tugas..

Riri mengatakan...

oknum polisi lagi belajar karate...ciatttttt

Anonim mengatakan...

Weleh weleh kok kayak gitu yaaa

210488.blogspot.com mengatakan...

jahat banget tuh polisi..klo mo karate...ma yang jago karate...polisi tuh gk sesuai ma visi n misinya..gmn masyarakat mo percaya...ma dia..cz klo jadi pahlawan sering kesiangan...tapi kadang mereka juga baik segh..n deket...cm ada beberapa dnk.. :D

Anonim mengatakan...

setujuuu...kemerdekaan janganlah diperjuangkan dengan kekerasan,tapi hendaknya kita perjuangkan dengan sikap gotong royong dalam membangun bangsa...^^

Anonim mengatakan...

waduh itu gambarnyaserem abis ... Astaghfirullah. Tetep berjuang kang!

ipam nugroho mengatakan...

ini yang namanya kemerdekaan yang dikebiri oleh penguasa, dimana letak demorasinya kalo sekedar orasi harus babak belur kaek gitu..susah..susah

The Diary mengatakan...

wahhh.. serem sih... fotonya...tetep damai lah..

Anonim mengatakan...

Cuman mau bilang SBY-JK Anti Kritik, anti Demokrasi.

Babeh Tasyana mengatakan...

ya begitulah ulah-ulah aparat keamanan di kita. sudah biasa hal tersebut terjadi. yang jelas saya support terus untuk para teman-teman yang selalu menyuarakan suara rakyat. semangat...maju terus pantang mundur

Anonim mengatakan...

saya g' punya komentar nehh. jadi begini saja; saya sepakat bahwa setiap orang punya cara masing2 dalam merayakan kemerdekaan ini.setiap orang juga punya hak untuk mengatakan bahawa indonesia belum merdeka dalam pengertiannya masing2 pula. tapi.......saya tidak sepakat?????????????

Anonim mengatakan...

Saya tidak bia mnntukan sikap kalau yang ini. Yang jelas bagi saya, saat ini Indonesia sudah merdeka...Merdeka

Anonim mengatakan...

Saya tidak bia mnntukan sikap kalau yang ini. Yang jelas bagi saya, saat ini Indonesia sudah merdeka...Merdeka

Anonim mengatakan...

indonesia??? berikan nilai anda sendiri
presiden =
mentri =
pejabat =
hakim =
jaksa =
polisi =

beri nilai sesuai kenyataan yang anda lihat
dan simpulkan dengan satu kata

jadi,,,pemimpin, pejabat, birokrasi, pengusaha, tuan tanah di indonesia, mereka smua adalah .......

Panda Lane Memory mengatakan...

every police is a criminal!!!

link terpasang broth, ditunggu link backnya :)

inicuma mengatakan...

PEACE KANG, PEACE

Anonim mengatakan...

Demo-demo, ujung-ujungnya berantem ya Boss, tapi kalau ga demo jga gmna? ntar pemerintah bersikap sekonyong-konyong kabeh... hehehe apa.. gtu??

Riri mengatakan...

afiffffff.... blognya knapa? kok SB-ya nggak muncul? Afif kesiangan bangun jadi bunda tinggal ke pasarnya....ha.ha.

Anonim mengatakan...

no..no..!! no it's not namely as freedoom!! Kemerdekaan itu ada buat seseorang ketika dirinya benar-benar memiliki pilihan-pilihan, dan dia punya kebebasan yang besar untuk memilih!! aku..belum lah menjadi manusia yang merdeka seutuhnya di negeri yang katanya telah merdeka selama 63 tahun ini...!!

Anonim mengatakan...

Sama-sama darah muda, yang Demo dan Polisi nya ! Tapi selalu wong cilik yang "dikalahkan" dan "tidak seharusnya" rekan-rekan demonstran diperlakukan seperti itu, apa tidak ada cara lain yang lebih "elegan" untuk menangani hal ini ?

Gun mengatakan...

hahaha..inilah yang disebut dengan kemerdekaan yang sesungguhnya...merdeka untuk saling menang..merdeka untuk diri sendiri dan mengutamakan egoisme masing2...

Fajar Indra mengatakan...

setuju sama komentar diatas... ^_^

Mike.... mengatakan...

gila nih polisi..betul2 edyaannn...ke laut aje!
gw turut prihatin bro..

Anonim mengatakan...

Yang lemah makin lemah, dan yang kuat makin kuat.

Acyhome mengatakan...

wah nggak bener tuch anak orang maen dipukuli aza, mereka kan berdemokrasi secara baik2,pls dech :)

Anonim mengatakan...

hmmm..kekerasan tidak akan menyelesaikan permasalahan dan bukan jalan keluar yang baik..sepertinya para mahasiswa ini cuma ingin aspirasi mereka didengar oleh pemerintah saja..bukan begitu bro...??karena sudah muak dengan janji-janji kosong..berorasi dan berdemonstrasi boleh saja..yang penting tertib dan tidak menggangu kepentingan umum..apalagi sampai berbuat anarchis..yang inget satu hal bro..perjuangan yang ingin dicapai jangan sampai ditunggangi oleh pihak2 laen yang tidak bertanggungjawab..apalagi sampai disusupi orang2 yang hanya ingin berbuat onar..selamat berjuang bro..semangat juga dalam perkuliahan!!!itu hal yang utama...salam..:)

Anonim mengatakan...

stop tindakan refresip aparat....Lawan kalau mereka tak mengalah..ha..

Joe Spyder mengatakan...

hhhm biasa lah mungkin belum pada merdeka tuh biasa cuman merdeka negaranya aja diri belum merdeka, kemanan hanya untuk orang yang berduit saja, demo dan demo cuman saat udah jadi wakil rakyat apa masih ada jiwa demonya darah perjuangannya saya rasa udah lupa kayaknya karna sudah banyak contohnya broo

Anonim mengatakan...

@Joe Spyder: emang bener Broth n dah banyak contohnya tuh... waktu jadi mahasiswa ditindas merintih eh...dah jadi pejabat malah menindas. moga aj pendidikan kita tidak melahirkan penindas2 baru.

Anonim mengatakan...

Berat yah negara masih seperti ini, sudah bukan rahasia lg kalo penyiksaan seperti itu sering terjadi. Mudah2 an pas pemilu nanti dapat peminpin yg benar2 mihak pada rakyat. aminn...

Anonim mengatakan...

Saya gerah sekali kalo liat berita spt ini, blom jg oknum yg di jalan raya :(

Anonim mengatakan...

satu kata: lawan! militer emang.... aaargh!!!

Anonim mengatakan...

Yg merdeka negaranya saja, rakyatnya menderita :(

Anonim mengatakan...

kok gw ngerasa malah tertindas yah.. mungkin bukan cuma gw aja, take a look on Sidoarjo case :(

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 mengatakan...

Itulah kalau ketemu polisi yang bermental preman!

p3ny0 mengatakan...

wah.. kalo gini susah deh..

semua pasangan capres ada yg dari militer..

kaya'na hal2 seperti dah jadi tradisi, sulit tuk dihilangkan..

jasa pembuatan web mengatakan...

gile...parah juga ya!

inspirasimu mengatakan...

kadang bingung sendiri, polisi sama preman sama aj..

Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia mengatakan...

Yoi, polisinya mantan preman kali.

Anonim mengatakan...

kemerdekaan bisa diraih dengan cara yang lebih ber intelektual,dan bukan dengan cara kekerasan.
di era globalisasi ini kekerasan bukanlah lagi jamannya.

Anonim mengatakan...

Yg merdeka negaranya saja, rakyatnya menderita

Anonim mengatakan...

keren bozz

admin mengatakan...

jangankan mahasiswa gan, waktu ane smp aja polisi udah sadis bangett, ane inget waktu persija vs persipura final di GBK 2005an rumah minimalis

kursicafejuf mengatakan...

Kursi Minimalis

Kursi Minimalis

Kursi Tamu Minimalis

Kursi Tamu

Meja Makan

Kursi kantor

Furniture Minimalis

Furniture Minimalis

Furniture Murah

Sofa Murah

Harga Sofa

Toko Furniture

Harga Kursi Tamu

Kursi Minimalis

Kursi Minimalis

Kursi Tamu Minimalis

Kursi Tamu

Meja Makan

Kursi kantor

Furniture Minimalis

Furniture Minimalis

Furniture Murah

Sofa Murah

Gambar Sofa

Furniture Jati

Jual Sofa

Harga Meja Makan

Harga Kursi Tamu

sena nabila mengatakan...

Nice
Obat Herbal Batu Empedu Tanpa Operasi

sena nabila mengatakan...

Agen Qnc Jelly Gamat Surabaya

sena nabila mengatakan...

nice
Obat Herbal Penyakit Sinusitis Terpercaya

sena nabila mengatakan...

Nice
6 Faktor Penyebab Penyakit Sinusitis

sena nabila mengatakan...

nice work
Agen Terpercaya QnC Jelly Gamat Kota Ambon

sena nabila mengatakan...

Nice post
Agen Terpercaya Qnc Jelly Gamat Surakarta

sena nabila mengatakan...

nice
Makanan yang Harus dihindari Sinusitis

sena nabila mengatakan...

Nice post
Bahaya Sinusitis Pada Anak

Posting Komentar